CONTOH KASUS ANALISIS INVESTASI PUBLIK
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
DENGAN JUDUL
“INVESTASI SEKTOR PUBLIK LOKAL DALAM
PEMBANGUNAN MANUSIA, KEMISKINAN dan PELAYANAN KESEHATAN”
ABSTRAK
Dewasa
ini juga makin kuat kebutuhan bagi pemerintah, termasuk pemerintah
daerah untuk makin menaruh perhatian pada pengeluaran sosial tersebut
yang komponen utamanya adalah pengeluaran untuk bidang pendidikan dan
kesehatan dalam pengeluaran pembangunan. Dari hasil estimasi diperoleh
bukti bahwa investasi sektor publik untuk bidang sosial membawa manfaat
bagi pembangunan manusia dan kesejahteraan penduduk. Investasi bidang
sosial tersebut menghasilkan manfaat dalam peningkatan IPM dan
menurunkan tingkat kemiskinan. Pembangunan manusia yang berhasil juga
ditemukan membawa manfaat pada berkurangnya tingkat kemiskinan. Variabel
lain yang diintroduksikan, yakni investasi swasta dan distribusi
pendapatan secara umum ditemukan berpengaruh kuat terhadap pembangunan
manusia dan kemiskinan.
Dalam
melakukan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan pada
masalah pengambilan keputusan investasi publik. Keputusan investasi
publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan dan
fungsi yang menjadi prioritas kebijakan. Pengeluaran untuk investasi
publik harus mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan
pengeluaran rutin, karena pengeluaran rutin lebih berdampak jangka
pendek, sedangkan pengeluaran investasi mempunyai efek jangka panjang.
Kesalahan dalam melakukan investasi pengambilan keputusan investasi
tidak saja akan berdampak pada anggaran tahun berjalan, namun juga akan
membebani anggaran tahun-tahun berikutnya. Investasi publik memiliki
kaitan yang erat dengan penganggaran modal/investasi.
LANDASAN TEORI
1. Program Investasi Publik
Keputusan
Investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pogram,
kegiatan dan fungsi mnejadi prioritas kebijakan. Pengeluaran investasi
publik harus mendapatkan perhatian yang lebih besar dibandingkan
pengeluaran rutin karena, pengeluaran investasi memiliki efek jangka
panjang, sedangkan pengeluaran rutin berdampak jangka pendek. Kesaslan
dalam pengambila keputusan investasi tidak hanya berdampak pada anggaran
tahun berjalan, namun juga akan membebani annggaran tahun-tahun
berikutnya.
Investasi publik memiliki kaitan yang erat dengan penganggaran modal/investasi. Penganggaran Modal/ Investasi adalah
proses untuk menganalisis proyek-proyek dan mememutuskan apakah proyek
tersebut dapat diakomodasi oleh anggran modal / investasi. Agar
mekanisme pengaturan proyek investasi publik dapat lebih efisien dan
efektif, maka perlu dilakukannya anilisis investasi secara mendalam.
Analisis investasi berhubungan erat dengan penganggaran fungsional,
alokasi sumberdaya, dan praktek manajemen keuangan di sektor publik.
Program investasi sektor publik merupakan bentuk dari dual budgeting, yaitu pemisahan anggaran modal / investasi dari anggaran rutin.
Dikebanyakan
negara berkembang, anggaran pembanguan dan anggaran rutin dipisahkan.
Fokus perhatian ditunjukkan hanya untuk mengintegrasikan kebijakan
dengan pengeluaran manajemen. Dalam prakteknya terdapat permasalahan
yang sulit diselesaikan, diantaranya adalah : Memastikan bahwa program investasi publik yang diajukan merupakan program yang komperhensif
v Memperkirakan pengeluaran yang dibutuhkan dimasa yang akan datang
v Mengevaluasi relevensi proyek-proyek yang ada
v Mengembangkan analisis dan perencanaan untuk pengeluaran investasi dan pengeluaran rutin.
Sebelum
pengambilan keputusan pemerintah harus melakukan evaluasi untuk
menentukan kebutuhan investigasi yang diperlukan, yang mencangkup:
1. Inventarisasi investigasi
2. Inventarisasi
investigasi memuat daftar nama dan jenis investigasi, nilai investasi,
kondisi barang modal yang saat ini ada, apakah baik ataukah buruk.
3. Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang ada.
4. Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini dan yang akan datang.
5. Inventarisasi kebutuhan investasi.
6. Evaluasi kelayakan investasi.
7. Kriteria kelayakan investasi, meliputi aspek-aspek teknis, sosil-budaya, finansial, ekonomi dan aspek didtribusi.
Penghitungan
kelayakan investasi dapat dialkukan dengan cara mengunakan alat
analisis, misalnya: NPV, IRR, ARR, PP, (Pay Back Period), Cost benefit
Analysis, dan Cost
2. Penentuan Kebutuhan Investasi Publik
Analisis
yang mendalam sebelum dilakukan investasi sangat penting dilakukan
karena investasi publik berkaitan erat dengan masalah transparasi dan
kewajaran anggaran. Penentuan kebutuhan investasi publik terkait dengan
dua kegiatan, yaitu peningkatan kuantitas investasi dan peningkatan
kualitas investasi
Ada beberapa cara dalam menggolongkan usul-usul investasi. Salah satu penggolongannya adalah:
1. Investasi penggantian.
2. Investasi penambahan kapasitas.
3. Investasi baru.
Pengeluaran
investasi untuk penggantian barang modal mengikuti pola umur manfaat
barang modal. Bila umur ekonomi barang telah habis, maka perlu pembelian
barang modal baru untuk menggantinya. Umur ekonomi terkait dengan
perkiraan waktu efektif suatu barang modal dapat memberikan manfaat,
sedangkan umur teknis terkait dengan kemampuan barang modal dalam
memberikan manfaat hingga tidak mampu lagi memberikan manfaat.
Investasi
penambahan barang modal perlu dilakukan bila terjadi tuntutan
peningkatan cakupan pelayanan. Jumlah pelayanan unit barang modal
ditentukan oleh produktivitas barang modal yang saat ini ada. Investasi
dapat juga berupa investasi baru yang belum ada sebelumnya. Untuk jenis
investasi baru yang belum ada sebelumnya. Untuk jenis investasi baru,
maka pertimbangan mengenai aspek teknis, ekonomi, sosial-budaya, dan
aspek distribusi harus mendapat perhatian lebih besar.
3. Aspek Kelayakan Investasi
Dalam
perencanaan dan analisis investasi harus dipertimbangkan beberapa aspek
yang secara bersama-sama menunjukkan keuntungan atau manfaat yang
diperoleh akibat adanya suatu investasi tertentu. Yaitu :
1. Aspek Teknis
Aspek
teknis merupakan bagian penting dari analisis investasi yang harus
dipertimbangkan. Jika suatu usulan investasi sudah tidak layak dilihat
dari aspek teknisnya, maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama
untuk ditolak.
2. Aspek Sosial dan Budaya
Untuk
melaksanakan suatu proyek maka perlu mempertimbangkan implikasi social
yang lebih luas dari investasi yang diusulkan. Aspek social budaya ini
menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan secara adil dan
merata, sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Aspek ini juga mencakup aspek legal dan lingkungan. Suatu proyek
investasi yang akan dilakukan harus mempertimbangkan aspek legalitas dan
dampak lingkungan yang merugikan.
3. Aspek Ekonomi dan Finansial
Pertimbangan
aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu proyek yang
diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan
perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar
dalam menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang digunakan.
Berdasarkan perencanaan anggaran, keputusan-kuputusan mengenai efisiensi
proyek secara finansial, solvabilitas, dan likuiditas perlu
dipertimbangkan.
4. Aspek Distribusi
Keputusan
investasi merupakan keputusan yang perlu dikaitkan dengan masalah
distribusi pelayanan public secara adil dan merata. Untuk itu perlu
diketahui siapa yang akan menerima manfaat atau keuntungan yang
dihasilkan dari proyek investasi; darimana mendapatkan modal untuk
melaksanakan proyek, apakah dari public revenue atau oleh individu;apakah terdapat pajak penghasilan atau tidak; apakah proyek dijalankan oleh public agencies atau oleh individu. Aspek distribusi terkait dengan keadilan dan persamaan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan public (equity & equality).
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Publik
Factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis investasi public adalah :
1. Tingkat diskonto yang digunakan.
2. Tingkat inflasi.
3. Risiko dan ketidakpastian.
4. Capital rationing.
Tingkat Diskonto
Tingkat diskonto mengklasifikasikan tingkat keuntungan (rate of return)
yang diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu. Jika
suatu proyek tidak memberikan keuntungan yang disyaratkan (required rate of return),
maka proyek tersebut harus ditolak. Penghitungan tingkat diskonto
merupakan bagian yang cukup kompleks dalam analisis investasi. Pada
sektor swasta terdapat dua sumber pendanaan, yaitu pembiayaan modal (equity finance) dan pembiayaan utang (debt finance).
Keuntungan yang diperoleh para kreditor berupa pembayaran bunga utang,
sedangkan investor memperoleh keuntungan berupa deviden dan gain atas
saham yang dimilikinya. Pembiayaan hutang memiliki risiko yang lebih
rendah dibandingkan dengan pembiayaan modal sehingga kreditor akan
meminta tingkat kembalian (rate of return) yang lebih rendah
dibandingkan dengan investor karena resiko investasi berbanding lurus
dengan return investasi. Semakin tinggi risiko investasi, maka return
yang diharapkan juga semakin tinggi. Di samping itu, pembiayaan utang
memiliki biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan pembiayaan modal.
Biaya utang (cost of debt) lebih murah dibandingkan dengan biaya modal sendiri (cost of equity) karena pembayaran bunga utang merupakan biaya yang mengurangi pajak.
Antara
biaya dan manfaat terjadi pada titik waktu sebelum berbagai alternatif
investasi diperbandingkan untuk ditentukan investasi mana yang akan
dilakukan. Untuk tujuan analisis biaya manfaat, maka perlu digunakan
tingkat diskonto sosial (social discount rate).
Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan menyatakan social discount rate
sebagai suatu tingkat yang merefleksikan preferensi masyarakat terhadap
manfaat saat ini atas manfaat yang akan diterima di masa yang akan
datang, atau disebut social time preference rate (STPR). Masalah yang muncul adalah bahwa alasan memilih manfaat sekarang (current benefit) mungkin dipengaruhi oleh penilaian individu yang menilai terlalu rendah (understimate)
manfaat yang akan diperoleh di masa depan. Asumsi dalam pendekatan ini
adalah generasi mendatang akan lebih sejahtera dari pada generasi
sekarang. Oleh karena itu dilakukan pengurangan terhadap kebutuhan benefits yang tersedia.
Penggunaan
analisis berdasarkan SOCR adalah bahwa sumber daya yang digunakan untuk
melakukan investasi di sektor publik terbatas dan sumber daya itu tidak
tersedia untuk digunakan di tempat lain.
Satu pemecahan untuk membatasi social discount rate
adalah dengan menggunakan proses pendiskontoan, artinya biaya dan
manfaat diharapkan berubah pada tingkat kembalian investasi yang sama
sebagai perubahan dalam kebutuhan tingkat harga –harga umum (general price levels). Hal ini merupakan pendekatan yang diadopsikan pemerintah yang menyarankan bahwa discount rate yang digunakan pada investasi sektor publik harus dinilai dengan pengujian social discount rate.
Inflasi
Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin rendah nilai riil keuntungan dimasa depan yang diharapkan (expected future return) sehingga semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan. Inflasi yang tinggi menyebabkan required rate of return semakin tinggi.
Risiko dan Ketidakpastian
Required rate of return
akan semakin tinggi jika risiko investasi naik. Ketidak pastian ekonomi
dan hukum, kekacauan sosial-politik, tidak adanya jaminan keamanan, dan
kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkatkan risiko investasi.
Terjaminya keamanan berinvestasi, penegakan hukum dan demokrasi,
terjaminnya property right dan contrct right dapat menurunkan risiko investasi.
Capital Rationing
Adalah
keadaan ketika organisasi menghadapi masalah investasi. Perankingan
dapat dilakukan dengan menggunakan rasio manfaat/biaya atau dapat
menggunakan model pemrograman linear. ketersediaan dana untuk melakukan
pengeluaran investasi. Oleh karena itu harus dilakukan perankingan
Hal-hal yang harus diperhatikan atas penilaian investasi public yaitu:
1. Tingkat utang perintah
Jumlah yang harus dibayarkan pemerintah atas perolehan sumber pembiayaan di luar pajak.
2. Tingkat kesempatan sosial yang dikorbankan (social opportunity cost rate)
Proyek
pemerintah harus dapat menghasilkan tingkat keuntungan (return) yang
minimal sama dengan tingkat keuntungan proyek sektor swasta dengan
penggunaan dana yang sama.
3. Social time preference rate
Mereflesikan
tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh masyarakat jika menunda
konsumsi saat ini untuk kepentingan konsumsi dimasa depan.
5. Teknik Dasar Penilaian Investasi Publik
1. Identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan.
2. Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan (cost/benefi relationship).
3. Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah.
4. memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas biaya yang tinggi.
Terdapat
beberapa teknik untuk melakukan penilaian investasi. Teknik untuk
mengevaluasi investasi dibedakan menjadi dua metode, yaitu: (1) metode
penilaian investasi tradisional, dan (2) metode aliran kas yang
didiskontokan (discounted cash flow/DFC). Metode penilaian investasi dengan menggunakan discounted cash flow misalnya adalah net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR). NPV dihitung dengan cara mendiskontokan aliran kas di masa datang (future cash flow) dengan factor diskonto tertentu yang merefleksikan biaya kesempatan modal (opportunity cost of capital).
IRR mendiskontokan future cash flow pada tingkat NPV yang bernilai nol. Atau dengan kata lain adalah ukuran yang menyetarakan aliran kas bersih di masa datang (future net cash flow) dengan pengeluaran investasi awal.
Untuk
menganalisis usulan investasi public, manajer public dapat menggunakan
alat analisis yang biasa dugunakan untuk menilai kelayakan suatu proyek
pada sektor swasta, misalnya NPV, IRR, payback period, dan sebagainya.
Net Present Benefits (NPB)
Net Present Benefit (Manfaat
Bersih Sekarang) merupakan nilai bersih suatu proyek setelah dikurangi
seluruh biaya pada satu tahun tertentu dari keuntungan atau manfaat yang
diterima pada tahun yang bersangkutan dan didiskontokan dengan tingkat
bunga yang berlaku.
Analisis Payback Period
Metode payback period digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi. Payback period merupakan teknik analisis investasi yang relative mudah dan sederhana. Sehingga banyak digunakan. Namun demikian, payback period mengandung kelamahan, yaitu:
1. Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh setelah payback period tercapai.
2. Metode payback period mengabaikan nilai waktu uang.
3. Metode payback period tidak dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasi yang bersifat mutually exclusive
.
Analisis Biaya-Manfaat (Cost Benefit Analysis)
Metode cost benefit analysis (CBA) atau benefit cost ratio merupakan cara mengevaluasi suatu proyek dengan membandingkan nilai sekarang (present value) dari seluruh manfaat/keuntungan yang diperoleh dengan nilai sekarang dari seluruh biaya proyek tersebut.
Keputusan mengenai aktivitas investasi dalam private sector
detekankan dengan menilai apakah pemilik perusahaan akan menjadi lebih
baik dengan melakukan investasi tersebut. Sementara itu, keputusan
investasi dalam organisasi sektor public lebih difokuskan pada penilaian
apakah masyarakat secara keseluruhan akan menjadi lebih baik dengan
adanya investasi tersebut. Untuk menentukan manfaat sosial bersih ini tidak hanya diperhitungkan manfaat yang tangible melainkan juga termasuk manfaat yang intangible.
Menurut
Dixon (1994) dalam Blundell dan Murdock (1997), analisis biaya-manfaat
pada dasarnya harus dapat mengukur manfaat sosial bersih (net social
benefit), yaitu :
1. Menutuskan biaya dan manfaat apa saja yang akan dimasukkan.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya double counting, yaitu satu manfaat atau biaya yang menyebabkan manfaat atau biaya yang lain dimasukkan sacara bersama-sama.
2. Mengukur dan mengevaluasi biaya dan manfaat.
Manfaat
dan biaya yang berwujud (tangible) lebih mudah untuk dihitung, akan
tetapi yang bersifat tidak berwujud (intangible) relatif sulit untuk
dihitung.
3. Timing dan aliran biaya dan manfaat.
Tahap ketiga terkait dengan masalah waktu pengakuan biaya atau manfaat yang terjadi.
Analisis Efektivitas Biaya (Cost-Effectiveness Analysis)
Analisis efektivitas biaya dilakukan karena terdapat kesulitan dalam menghitung biaya dan manfaat sosial secara kuantitatif.
Langkah-langkah dalam melakukan analisis efektivitas biaya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah dan waktu atas semua biaya modal.
2. Membuat estimasi biaya yang akan terjadi (running cost) selama umur yang diharapkan dari suatu proyek.
3. Membuat estimasi output terukur selama umur yang diharapkan dari suatu proyek.
4. Membuat estimasi pengaruh biaya dan pendapatan atas aktivitas yang dilakukan.
5. Mendiskontokan biaya dan manfaat yang dapat diukur untuk memungkinkan melakukan perbandingan.
6. Menjelaskan
secara realistis mengenai kemungkinan adanya biaya-biaya dan manfaat
yang tidak dapat dikuantitatifkan yang akan muncul dari proyek yang akan
dijalankan.
Dalam
prakteknya, terdapat beberapa kesulitan dalam melakukan analisis
efektifitas biaya. Kesulitan tersebut terjadi pada waktu membuat
estimasi atau perkiraan mengenai waktu dan besarnya jumlah biaya dan
manfat dimasa datang. Kesulitan juga dialami pada saat pemilihan tingkat diskonto yang tepat atau penyesuaian untuk tingkat risiko dan ketidakpastian, sebagai gambaran dalam seksi pendahuluan pada analisis cost-benefit. Namun demikian, mekanisme pendiskontoan pada dasarnya tidak berbeda dari yang biasa diterapkan pada sektor swasta.
Perbedaan
|
Investasi Sektor Publik
|
Investasi Sektor Privat
|
Definisi
|
Penanaman modal jangka panjang dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan public.
|
Pengeluaran yang dilakukan secara occasionally atau pada saat tertentu yang sifatnya jangka panjang.
|
Ruang Lingkup
|
Terkait
dengan peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan public yang
meliputi penyediaan atau penambahan kapasitas fasilitas public.
|
Terkait dengan usaha pencapaian tujuan organisasi, biasanya profit oriented. Dapat bertujuan untuk ekspansi atau pengadaan barang yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar