Jumat, 25 Mei 2012

KALIAN CORAT-CORET, KAMI BERBAGI NASI


     Luar biasa! Sebuah kata yang mungkin cukup mewakili apa yang dilakukan siswa-siswi SMA 3 Yogyakarta pada momen pengumuman kelulusan SMA tahun lalu. Di saat kebanyakan anak SMA di berbagai tempat di Indonesia merayakan kelulusannya dengan melakukan aksi corat-coret baju seragam dengan spidol, dan pylox, mereka melakukan hal yang sangat berbeda. Siswa-siswi SMA 3 Yogyakarta merayakan kelulusan dengan cara yang unik dan bermanfaat dengan membagikan 600 buah nasi kotak kepada para tukang becak, pedagang asongan, serta pedagang kaki lima di sejumlah tempat di Kota Yogyakarta.
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemdikbud) menyatakan angka kelulusan ujian nasional tingkat SMA/ sederajat tahun 2012 mencapai 99,50 persen. Pengumuman kelulusan siswa SMA/ sederajat akan dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada haru Sabtu 26 Mei 2012. Dari 1.524.704 siswa peserta UN, sebanyak 1.517.125 ( 99,50%) siswa SMA sederajat dinyatakan lulus UN.
Bisakah anda bayangkan, jika sebanyak 1.517.125 siswa yag lulus melakukan corat-coret baju secara serentak ? Berapa banyak baju yang terbuang sia-sia ? Berapa kaleng pylox yang mengotori udara ? Berapa liter bensin yang harus disediakan untuk konvoi ? Berapa nyawa yang harus menjadi korban kecelakaan lalin ? Dan masih banyak pertanyaan lain yang menggambarkan betapa besar kerugian saat pengumuman kelulusan UN berlangsung.
Jika masing-masing siswa diasumsikan menghabiskan uang Rp 10.000,00 ( angka minimum seharga 1 kotak nasi) di kali 1.517.125 orang siswa, maka akan terkumpul dana sejumlah Rp 10.517.125.000,00 ( Sepuluh miliar lima ratus tujuh belas juta seratus dua pulih lima ribu rupiah ) dalam sehari. ( Astagfirullah......)  Bangsa yang angka kemiskinan rakyatnya 13,20% ( menurut data dari Menko Kesra ) menghamburkan uang sedemikian besar dalam sehari demi merayakan kelulusan atas nama kegembiraan sesaat yang semu. Angka sepuluh koma lima ( 10,5 ) milyar lebih tentu akan sangat bermanfaat jika digunakan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan seperti siswa/siswi SMA Negeri 3 Yogyakarta di atas.
Angka di atas belum ditambah dengan jumlah siswa/ siswi SMP /MTs./SMPLB yang menurut data kemdikbud adalah 3.740.043 siswa/ siswi yang kemungkinan besar akan meniru siswa SMA/MA/SMK  dalam merayakan kelulusan mereka seminggu kemudian yaitu tanggal 2 Juni 2012 nanti.
Sungguh sebuah paradoks besar akan dipertontonkan oleh generasi muda bangsa ini. Dalam suasana keprihatinan nasional akibat naiknya harga BBM beberapa waktu lalu, justru terjadi penghamburan besar-besaran uang milyaran rupiah dalam satu hari, yaitu saat pengumuman kelulusan siswa/siswi kita.
Akankah kita berdiam diri dan mengeluh saja melihat fenomena negatif ini yang secara langsung merusak generasi muda kita? Ataukah kita bergerak serempak dan bersepakat dalam hal ini untuk mencegahnya?
Dalam menyikapi hal ini, kita semua harus merasa bertanggung jawab, pemerintah, sekolah, dan orang tua siswa harus bertindak serempak, bersama-sama mengingatkan seluruh siswa dan siswi ( generasi muda penerus bangsa dan harapan masa depan Indonesia ) untuk kembali kepada budaya Bangsa Indonesia.
Sekolah dan rumah tangga adalah dua entitas ujung tombak perubahan, sinergi keduanya dalam mencegah kerugian moral dan finansal saat pengumuman kelulusan UN 2012 ini akan sangat  menentukan masa depan anak-anak bangsa.
Pemerintah Pusat dan Daerah yang memiliki kewenangan untuk membubarkan dan bila perlu menangkap pelaku corat-coret dan konvoi kendaraan bermotor saat pengumuman kelulusan UN 2012. Tindakan tegas dan penegakan hukum tentu menjadi tanggung jawab polisi dan polisi pamong praja ( Pol PP ) dalam mengembalikan gerakan perusak moral bangsa yang terujud dalam budaya corat-coret dan budaya konvoi yang semakin masiv dewasa ini.
     Dalam bukunya, Salim A Fillah mengutip pernyataan Marian Salzman, kepala riset di Euro RSCG yang menyatakan bahwa Pria masa depan adalah pria uberseksual. Salzman mengatakan,”Pria uberseksual adalah pria yang menggunakan aspek positif maskulinitas, seperti kepercayaan diri, kepemimpinan, dan kepedulian terhadap orang lain dalam kehidupannya. Pria uberseksual sangat peduli pada nilai dan prinsip hidup. Pria jenis ini lebih memilih untuk memperkaya ilmu dan wawasannya di sela-sela waktu kosong yang ia miliki.”
Mungkin inilah dahsyatnya inner beauty (atau inner handsome?). Mereka terlihat menarik bukan karena memiliki tatanan rambut dari international hair stylist terkemuka, atau memakai kemeja dan parfum yang harganya sampai hitungan juta. Mereka menarik karena otak mereka cerdas, ide-ide mereka cemerlang, semangatnya untuk berbuat kebaikan menggebu-gebu, kepeduliannya tinggi, akhlaknya terhadap sesama mengagumkan. Itulah sosok manusia uberseksual, manusia masa depan, seorang manusia harapan dunia.
Semoga setelah membaca tulisan ini, kita semua tergerak untuk segera mengambil sikap untuk peduli dan mewujudkannya dalam gerakan konkrit.

Let’s take action and Do the right thing....!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar